Brihad-aranyaka Upanisad


brihadaranyaka_upanishad

Dari khayalan bimbinglah kami kepada Kebenaran. Dari kegelapan bimbinglah kami kepada Cahaya. Dari kematian bimbinglah kami kepada Keabadian. 1.3.28

SEMESTA ini adalah satu satuan-tiga dan ini dibuat dari nama, bentuk dan aksi. Sumber segala nama adalah kata, oleh karena kata semua nama diucapkan. Kata ada di balik semua nama, seperti Brahman ada di balik kata. Sumber segala bentuk adalah mata, oleh karena mata semua bentuk terlihat. Mata ada di balik semua bentuk, seperti Brahman ada di balik mata. Sumber segala tindakan adalah badan, oleh karena badan semua tindakan dilakukan. Badan ada di balik semua tindakan, seperti Brahman ada di balik tindakan.

Yang tiga itu adalah satu. ATMAN, Jiwa kehidupan dan ATMAN, sekalipun satu, adalah yang tiga itu. Yang Abadi ditutupi oleh yang nyata. Jiwa Kehidupan adalah Yang Abadi. Nama dan bentuk adalah yang nyata dan oleh mereka Jiwa ditutupi.

Sekali waktu Gargya, seorang Brahmana bangga akan pelajarannya, pergi ke Ajatasatru, raja Benares dan berkata. Aku bersedia mengajari anda mengenai Brahman.

Aku akan beri anda seribu hadiah, bila anda mampu, kata raja, dan kemudian orang-orang akan lari dan berkata: ” Hadiah raja kita adalah sebesar hadiah raja Janaka.”  Demikianlah Gargya mulai dan berkata : Ada satu jiwa di dalam matahari jauh tinggi di sana, dan jiwa itu aku puja sebagai Brahman. Bagaimana anda dapat mengatakan itu ? Jawab Ajatasatru. Aku hanya menganggap matahari sebagai penguasa sinar, sumber segala ada di atas bumi. Lalu Gargya berkata : Ada satu jiwa di dalam bulan yang sangat jauh, dan jiwa itu aku puja sebagai BrahmanAjatasatru menjawab : Aku menganggap bulan sebagai penguasa Anggur Soma suci yang memakai pakaian putih. Ada satu jiwa di dalam kilat, kata Gargya, dan jiwa itu aku puja sebagai Brahman. Aku menganggap kilat, kata Ajatasatru sebagai hal yang bercahaya terang. Gargya berkata : Ada satu jiwa di dalam ruang yang halus, dan jiwa itu aku puja sebagai Brahman.

Bagaimana anda dapat mengatakan itu ? Jawab Ajatasatru. Aku hanya menganggap ruang yang halus sebagai satu kepenuhan yang tidak bergerak. Gargya berkata : Ada satu jiwa di dalam angin, dan jiwa itu aku puja sebagai Brahman. Ajatasatru menjawab: Aku hanya menganggap angin sebagai pasukan tak terkalahkan dari Indra yang maha kuasa. Gargya berkata : Ada satu jiwa di dalam api, dan jiwa itu aku puja sebagai Brahman. Ajatasatru menjawab : Aku hanya menganggap api sebagai kekuatan yang besar. Gargya berkata : Ada satu jiwa di dalam air, dan jiwa itu aku puja sebagai Brahman. Ajatasatru menjawab: Aku hanya menganggap air sebagai satu refleksi yang indah. Gargya berkata : Ada satu jiwa di dalam cermin, dan jiwa itu aku puja sebagai Brahman. Ajatasatru menjawab : Aku hanya menganggap cermin sebagai suatu yang brilian. Gargya berkata: Ada satu jiwa di dalam suara dari langkah-langkah manusia dan itu aku puja sebagai Brahman.

Bagaimana anda dapat mengatakan itu? Jawab Ajatasatru. Aku hanya menganggap suara dari langkah-langkah itu sebagai tanda kehidupan. Gargya berkata : Ada satu jiwa di dalam seperempat sorga, dan jiwa itu aku puja sebagai Brahman. Aku hanya menganggap seperempat-seperempat dari sorga itu, kata Ajatasatru, sebagai teman-teman yang selalu bersama kita. Inilah satu jiwa, dan inilah satu bayangan kata Gargya, dan jiwa itu aku puja sebagai Brahman. Bagaimana anda dapat mengatakan itu? Jawab Ajatasatru. Aku hanya menganggap bayangan ini sebagai kematian. Gargya berkata: Ada satu jiwa di dalam badan manusia, dan jiwa itu aku puja sebagai Brahman. Aku hanya menganggap satu badan, kata Ajatasatru, sebagai penutup jiwa.

Inikah semuanya ? kata Ajatasatru. Gargya berkata: Ini semuanya. Bila ini semuanya, kita tidak tahu apapun, kata Ajatasatru. Mendengar ini, Gargya berkata : Ijinkan aku menjadi muridmu. Sungguh bertentangan dengan kebiasaan, kata Ajatasatru, bahwa seorang Brahmin akan pergi ke seorang Kshatrya untuk belajar. Tapi mari, aku sesungguhnya akan mengajari kamu tentang Brahman. Dan dia berdiri dan memegang tangannya, dan keduanya berjalan bersama datang kepada seorang yang sedang tidur nyenyak. Mereka menyebutkan dengan nama-nama berbeda seperti : ” Engkau manusia besar dengan berpakaian putih-putih, engkau raja Soma,” tetapi dia tidak bangun. Lalu Ajatasatru menggoyang dia dengan tangannya dan dia bangun.

Ketika orang ini tidur, kata Ajatasatru, kemanakah kesadarannya pergi; dan ketika dia bangun, dari mana kesadaran itu kembali ? Tapi Gargya tidak tahu. Lalu Ajatasatru berkata : Ketika seorang tidur jiwanya mengambil kesadaran dari beberapa indrianya dan pergi beristirahat bersama mereka dalam Jiwa Tertinggi yang ada di dalam hati manusia. Ketika semua indria diam orang itu dikatakan tidur. Lalu jiwa memegang kekuatan-kekuatan hidup – nafas, suara, mata, telinga, dan citta – dan mereka beristirahat dalam ketenangan.

Ketika jiwa di negeri mimpi-mimpi, maka seluruh dunia menjadi milik jiwa itu. Seorang manusia dapat menjadi seorang raja besar atau seorang Brahmana yang besar, dan hidup dalam keadaan tinggi atau rendah. Dan seperti raja besar dari bumi ini membawa pembantu-pembantu bersama dia dan mengelilingi wilayah-wilayahnya kemanapun dia inginkan, demikianlah jiwa manusia mengambil kekuatan-kekuatan hidup bersamanya dan berkelana di negeri mimpi sesuai dengan keinginannya.

Ketika seorang manusia dalam tidur lelap dan semua kesadaran telah pergi melalui tujuh puluh dua ribu saluran-saluran kecil yang membimbing ke pusat hati dari lingkaran kelilingnya, lalu jiwa istirahat di dalam penutup sekitar hati. Dan sebagai seorang pangeran, atau seorang raja, atau seorang Brahmin besar mungkin menemukan satu kebahagiaan penuh, demikianlah jiwa manusia sekarang telah menemukan kedamaian.

Seperti jaring-jaring udara datang dari seekor laba-laba, atau percikan-percikan kecil datang dari sebuah api, demikianlah dari ATMAN, JIWA dalam manusia datang semua kekuatan hidup, semua dunia, semua para Dewa; semua ada. Mengetahui adalah mengetahui rahasia upanisad. Kebenaran dari kebenaran. Kekuatan-kekuatan hidup adalah kebenaran dan Kebenaran mereka adalah ATMAN, sang Jiwa. 2.1.1-20

sumber buku ” UPANISAD HIMALAYA JIWA, intisari upanisad oleh Juan Mascaro dan Swami Harshananda, editor Ngakan Putu Putra, penerbit Media Hindu. Di posting oleh Rare Angon Nak Bali Belog.

5 responses

  1. main main ke tempat teman

    artikelnya sangat menarik dan unik
    thanks for sharing

    Like

  2. Hello sahabat2 blogger, terima kasih banyak atas kunjungan dan supportnya, semoga semuanya sukses dalam segala cipta dan karyanya di dunia nyata dan dunia maya ini….

    Like

  3. Nice Blog . I really like your content on here and
    I bookmarked you !

    Like

  4. Hello Tomaz, thanks 4 support here, and goodluck too

    Like

G U E S T B O O K H E R E !!!