Tag Archives: Kajeng Kliwon

Kajeng Kliwon Pengleakan Angerep Pangelekasan Kalepasan

LEAK dalam tradisi Bali

Edisi kajeng kliwon : ” Pengleakan angerep pangelekasan kalepasan ”
sekedar hanya untuk pengetahuan semata ,bukan bermaksud sebagai guru leak . Semoga setelah ini sekilas bisa lebih tahu tentang ilmu pengleakan untuk tidak berfikir negatif terlebih dahulu tetap jaga pikiran positif kita dan juga jangan pernah berharap akan mendapatkan jawaban jika bertanya “Apakah anda bisa ngeleak? Leak tidak perlu di takuti, tidak ada leak yang menyakiti, takutlah terhadap pikiran picik, dengki, sombong, balas dendam, iri hati, ingin lebih unggul, pada diri kita sebab itu sumber pengiwa dalam tubuh kita.

Bila tidak diantisipasi tekanan darah jadi naik, kita dapat, Stres, Stroke, Setra.Pada hakekatnya tidak ada ilmu putih dan hitam semua itu hati yang bicara
Sama halnya seperti hipnotis, bagi psikiater ilmu ini untuk penyembuhan, tapi bagi penjahat ilmu ini untuk mengelabui serta menipu seseorang, tinggal kebijaksanaan kita yang berperan.Pintar, sakti, penting namun..ada yang lebih penting adalah kebijaksanaan akan membawa kita berpikir luas, dari pada mengumpat serta takut pada leak yang belum tentu kita ketemu tiap hari. hehehheee,..semoga kebaikan datang dari segala arah ”

Asumsi kita tentang leak paling-paling rambut putih dan panjang, gigi bertaring, mata melotot, dan identik dengan wajah seram. Hal inilah yang membuat kita semakin tajam mengkritik leak dengan segala sumpah serapah

Continue reading →

Mebalih Leak Hari Kajeng Kliwon

Pernahkah anda mebalih Leak (nonton Leak) ?. Ini kisah nyata waktu kecil saat hidup di desa, pernah mebalih Leak. Waktu itu masih banyak Leak berkeliaran, entah itu siang, malam, pagi bahkan sore-sore, sandi kala. Leak yang pernah menjadi pelajaran primadona masyarakat Bali, hampir disetiap desa di Bali memiliki pemimpin Leak, jagoan Leak, sesepuh Leak dengan anak buah yang sangat banyak. Fenomena ini seperti gaya hidup saat ini, dimana gadget sudah digandrungi oleh manusia sejak kecil. Mungkin juga pada waktu jaman penge-Leak-an lagi boomming setiap orang belajar nge-Leak. Dari sekedar ingin tahu, atau yang serius. Seperti halnya MLM yang juga pernah menjadi perhatian, dalam dunia penge-Leak-an juga ada MLM Leak, member get member dalam rangka mempertahankan perguruan masing-masing.

Oh iya… sudah panjang lebar nulis tentang Leak, anda belum tahu Leak ?Belum tau tentang Leak ? Wah kasihan sekali ya, hingga saat ini belum tahu tentang Leak. Baca artikel Belajar Spiritual Leak.

Mebali Leak atau menonton Leak pada zaman itu cukup dengan berdiri dipekarangan rumah, melihat ke atas, ke langit yang penuh bintang. Bila ada yang melesat, berkedip-kedip, nah itu Leak dalam wujud pesawat terbang. Tidak hanya satu, terkadang Leak pesawat terbang bisa  empat sampat sepuluh Leak yang lagi terbang. Kebetulan zaman itu tinggal dipersawahan yang luas, sejauh mata memandang hanya persawahan dengan nyiur melambai disiang hari. Pada malam hari, banyak bola-bola api yang berlompatan di tengah persawahan. Ada Leak berwujud bola api yang merah, kuning atau orange. Memang zaman itu mebalih Leak tidak sesulit sekarang. Mungkin Leak sekarang sudah ada di Sinetron kita, hmmm … atau tempat Leak sudah berganti menjadi hotel, bungalow ?

Kerinduan akan Leak sepertinya kembali tumbuh di masyarakat, ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah hidup, pekerjaan yang semakin sulit, putus dengan kekasih, hidup miskin dan melarat, atau kaya raya tetapi tidak mempunyai pengaruh apa-apa, pemimpin stress, Caleg gagal, dapat memicu keinginan kembali untuk belajar Leak. Dalam sejatinya belajar Leak itu memiliki dua kutub, positif dan negatif. Apabila didasari oleh hal-hal negatif diatas maka akan sangat berbahaya belajar Leak. Namun sebaliknya, Leak yang dipelajari atas dasar keinginan untuk menolong, ketulusan dalam mempelajarinya akan berpengaruh positif pada jiwa kita.

Peran serta Leak dalam perkembangan pariwisata pulau Bali tidak dapat dikesampingkan. Daya tariknya hingga ke manca negara. Tidak sedikit wisatawan  mengetahui tentang Bali dari ilmu Leak ini. Tidak sedikit yang belajar, ingin mengetahuinya saja walau tidak untuk diterapkan dalam kehidupannya. Leak sebagai primadona kini berangsur tenggelam, hanya sebatas bayangan didasar kolam yang jernih, yang sewaktu-waktu dapat nimbul, muncul dan menjadi primadona lagi.

Kangen juga mebalih Leak. Saat ini kalau nonton tv, ada kemiripan seperti mebalih Leak. Ternyata banyak juga Leak di tipi kita. (RANBB)

 

Leak Sari; Leak Yang Baik Hati

Leak Sari. Leak ada yang baik dan ada pula yang jahat. Leak yang baik disebut Leak Sari. Leak Petak atau Leak Putih. Sedangkan leak yang jahat, buruk dinamai Leak Pamoroan, Leak Badeng atau Leak Selem.

Leak Sari berguru kepada Dewa Brahma, yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari Bhatari Durga. Dewa Brahma inilah yang memberikan ajaran Ngaleak kepada Bhatari Durga, dengan tujuan untuk membuat manusia sakit, kemudian mati, sehingga mayatnya dapat dimakan oleh Bhatari Durga. Karena berguru langsung kepada Dewa Brahma dan tujuannya tidak untuk mencelakakan manusia, tetapi untuk memperoleh kekuatan sehingga tidak mudah dibencanai oleh orang yang hendak berbuat jahat kepadanya, maka yang diajarkan ialah ajaran Pangiwa Sempurna, Siwa Nirmala. Sebelum mempelajari ajaran ini, seseorang terlebih dahulu harus sudah memahami tentang ajaran Dewa Tattwa, yang mengandung tentang dharmaning agama, (Prof. Dr. Ngurah Nala, M.P.H. Usada Bali. PT. Upada Sastra.1992, hlm. 183).

            Menurut Ngurah Nala, Leak Sari dapat berubah wujud tidak seperti binatang atau seperti Leak Pamoroan, tetapi menjadi makhluk yang lebih utama, sering tidak berujud apa-apa. Orang yang bisa menjadi leak sari ini badan raganya tidur di rumah, tetapi sukmanya melayang-layang di angkasa menikmati panorama yang indah rupawan. Dia seperti bermimpi dan mendapat kepuasan yang luar biasa setelah bangun dari tidurnya. Dia mampu mengirim pikirannya kemanapun yang dia kehendaki. Tempat kedudukannya adalah pada aksara Ang, aksara pertama dari Ong (Om = Ang + Ung + Mang). Makanannya adalah sari darah suci, yakni sari bunga yang harum. Dia mampu menidurkan semua makhluk yang jahat, sehingga tidak dapat melakukan aksinya. Di dalam dirinya bersemayam dasa-aksara: sa, ba, ta, a, i, na, ma, si, wa, ya.

            Tata cara untuk menjadi Leak Sari ini, berbeda dengan tata cara untuk menjadi Leak Pamoroan, Leak Ugig. Pada malam tanggal apisan, yakni hari pertama terang bulan, di perempatan jalan dihaturkan sajen berupa nasi tumpeng barak (nasi tumpeng merah), ayam panggang buik (bulu merah), kelapa beras dan uang kepeng yang jumlahnya masing-masing 9 buah. Sajen ini ditaruh di sanggah cukcuk yang ditancapkan di perempatan jalan tersebut. Orang yang akan mempelajari ajaran ini, berdiri menghadap ke selatan, tempat ke dudukan Dewa Brahma dan mengucapkan mantera:

            “Om, Ah, Ang Sang Hyang Brahma Wisesa, ingsun aminta lugraha kesaktian. Ong sidhi rastu-astu”.

            Mantera ini diucapkan tiga kali. Tubuh dilemaskan, napas ditahan beberapa saat, ujung lidah dilipat ke langit-langit. Bayangkan Dewa Brahma bersemayam di hati. Kemudian berputar ke kiri (putar kiwa) sambil membaca mantera, mula-mula ke arah utara, lalu ke barat, kemudian ke timur. Seterusnya tengadahkan kepala ke atas dan kemudian menunduk ke bawah. Ingat, pada setiap arah pandangan itu, mantera tersebut di atas diucapkan sebanyak tiga kali. Selanjutnya bayangkan bahwa Dewa Brahma keluar dari hati naik ke atas dan keluar lewat mata kanan atau mulut. Dia memancarkan sinar yang terang-benderang menuju ke arah tenggara, tempat kedudukan Dewa Sangkara yang bersenjatakan dupa murub, mantera:

            “Om, Ah, Ang Sang Hyang Brahma Wisesa. Ong agni murub sakalangan, murub angabar-abar sekadi gunung Mahameru, ebek me nyeleg panes, bedah ring akasa, tagel betel ring sapta petala, metu geni maring tingale Betara Hyang Parameswara, ring tingale tengen ida metu, mengeseng mengelebur sakwehing …………….. (dasamala) ………………………

Ong sidhirastu-astu, porno, pomo, porno”.

            Itu kalau kita mau mengeluarkan kekuatan agni yang ada di dalam diri kita melalui mata kanan. Namun, jika ingin mengeluarkan kekuatan agni tersebut lewat mulut, maka mantranya menjadi sebagai berikut:

            “Om, Ah, Ang Sang Hyang Brahma Wisesa,  medal ring hati, amarga sira ring cangkem, mangregep japa mantra wisesa, metu geni mawisesa, ring cangkem murub, bedah ring akasa, tagel betel maring sapta petala, mangeseng manglebur sakwehing ………………….. (dasamala) …………………….

Ong sidhi rastu-astu, pomo, pomo, pomo”.

            Tanda …………………. diisi menurut keperluan. Umpamanya; mangeseng mang lebur sakwehing “gering sekoti-koti gering, papa klesa, danda upata, ujar ala, upadrawa dan sebagainya”.

            Disamping itu masih ada 5 macam api yang dapat dihidupkan di dalam diri manusia, yang disebut Panca Agni, yaitu:

1. Agni Petak:

     api yang berwarna putih, berawal di jantung, melalui saluran sumsum tulang belakang atau urung-urung gading dapat dinaikkan menuju ke ubun-ubun, siwadwara.

2. Agni Abang:

     api berwarna merah, berasal dari hati dapat dinaikkan menuju ke mulut.

3. Agni Kuning:

     api berwarna kuning, berasal dari buah pinggang dapat di salurkan menuju ke telinga.

4. Agni Cemeng:

     api berwarna hitam, berasal dari empedu dapat diteruskan menuju ke hidung.

5. Agni Nila:

     api berwarna biru-merah, berpusat di rangkaian hati dapat disalurkan menuju kerambut.

            Untuk dapat mengalirkan kekuatan api ini dari alat-alat tubuh tempat asalnya menuju ke atas, sehingga mau mengalir melalui urung-urung gading, maka ucapkanlah mantra berikut: Sing, Ung, Mang, Ong sebanyak 33 kali. Dengan cara ini kekuatan berwujud api ini dapat memperkuat alat tubuh lainnya sehingga dapat menghadapi ancaman dari luar. (Usada Bali. Upada Sastra. 1997. Hlm 111).

            Hanya mungkin yang sedikit agak membingungkan, bagaimana bisa banten atau sajen yang sedemikian banyaknya itu dapat masuk ke dalam sanggah cukcuk yang kecil? Hal yang lainnya adalah mengapa di perempatan? Apakah Dewa Brahma hanya bisa dihayati lewat perempatan?

            Apakah perempatan itu? Orang bali mempersepsinya secara beragam: Sebagai titik yang menghubungkan empat ruas jalan, “margi nyatur desa”, “margi pat”, “catuspatha”, “margi betel”, “perempatan agung”, tempat menghidupkan aji pengiwa, pecaruan, tawur agung, pola palemahan tradisional dan lain-lain.

            Perempatan adalah sebuah titik magis, filosofis, dan poros jagat yang memutar ritme kehidupan sakala, niskala dan sakala-niskala. Selain di alam makro (jagadraya) perempatan juga terdapat di alam mikro (dalam tubuh kita), disebut perempatan alit. Perempatan alit yang ditemukan dalam tubuh manusia juga dapat ditangkap dari adegan tari Siwanataraja. Cobalah tiru adegan itu, dengan melangkahkan kaki ke depan dan merentangkan tangan ke samping, maka tampak suatu persilangan yang dapat diklaim sebagai perempatan alit dengan sang diri sebagai titik pusat persilangan. Apabila sang diri goyah, maka manusia dalam keadaan tidak seimbang. Cukupkah jawaban seperti itu? Tentu saja tidak. Bila anda ingin jawaban yang panjang lebar, bacalah bukunya Jiwa Atmaja, Ed. Yang berjudul Perempatan Agung.

            Yang ingin saya tekankan disini adalah perempatan bisa bermakna sekala dan niskala atau sekala-niskala. Sekarang tergantung tingkat kesadaran anda dalam memaknai perempatan itu sendiri. Bila anda artikan secara sekala, maka anda harus mencari perempatan untuk menghidupkan ajaran leak sari ini. Namun bila anda dapat mengartikannya secara niskala, maka anda dapat menghidupkan ajaran leak sari ini dari mana saja, yang penting pada saat tengah malam dan diawali dengan menghadap ke arah selatan, seperti yang sudah dijelaskan di muka. Tapi bila anda masih bingung juga, maka sebaik nya anda mencari seorang guru, yang sudah memahami ajaran leak sari ini.

(Sumber : Buku Leak Sari, Paramita Surabaya)

Belajar Spiritual Bali : LEAK

Rangda by co that

Belajar Spiritual Bali : LEAK. Kata LEAK sudah mendarah daging di benak masyarakat hindu di Bali atau asal Bali yang tinggal di perantauan sebab kata-kata ini sangat sering kita dengar dan membuat bulu kuduk merinding atau hanya sekedar ga berani keluar malam gara-gara kata “LEAK” ini. Begitu juga keributan sering terjadi antar tetangga gara-gara seorang nenek di sebelah rumah di tuduh bisa ngeLEAK…ironisnya lagi yang menyebut si A atau B bisa ngeLEAK adalah sekelas balian sonteng, dan sebangsanya. Bahkan bayi menangis tengah malam, yang mungkin kedinginan atau perut kembung yang tidak di ketahui oleh ibunya, juga tuduhannya pasti “amah LEAK” apalagi kalau yang bilang balian sakti, wah.

—KENAPA HARUS DI KUBURAN…

—BEDA PENESTIAN, PENGIWA, DAN LEAK…

—SUMPAH PARA LEAK…

—TINGKATAN PELAJARAN LEAK…

—SANGKEPAN LEAK….

—KEKUATAN LEAK TERLETAK PADA SIHIRNYA…

—DASA AKSARA BUKAN DASAR ILMU LEAK…

 

Continue reading →