Kematian, Karma dan Reinkarnasi


Maharsi Yajnavalkya, (800-500 BCE) adalah orang yang pertama kali merumuskan secara jelas tentang kematian, karma dan reinkarnasi di dalam Upanisad, khususnya Brhad-aranayaka. Tentang perjalan jiwa pada saat kematian sampai meninggalkan badan kasar dapat diringkas sebagai berikut :

Pertama. Seorang individu berhenti berfungsi di dalam dimensi fisik ketika jantungnya berhenti berdetak.

Artikel Terkait Lainnya :

Kedua. Badan halus (sukma sarira), yang telah menyelesaikan tugasnya mencatat hasil-hasil dari tindakan di dalam hidup orang itu di dalam bentuk “bibit-bibit” karma, bergerak ke dalam jantung badan fisik (anahata chakra di dalam badan halus).

Ketiga. Jiwa memasuki badan halus dan satu cahaya bersinar dari puncak jantungnya. Baca Penyebab Dari Penderitaan.

Keempat. Jiwa melintas keluar badan kasar (stula sarira) melalui mata, atau ubun-ubun, atau bagian lain. Maksudnya ajna chakra, shasrara chakra, atau chakra lainya.

Kelima. Ketika jiwa meninggalkan badan kasar, kekuatan hidup (prana) ikut bersamanya. Veda menyatakan, “organ-organ kesadaran mengikuti jiwa.” Ini berarti bahwa pikiran yang bekerja dalam hubungan dengan fisik dan yang dalam dimensi badan halus meninggalkan badan fisik bersama jiwa. Ketika jiwa meninggalkan badan kasar, energi dan organ-organ kesadaran dari level-level yang lain pergi bersamanya.

Keenam. Jiwa sekarang dibatasi oleh pengetahuan dan tingkah lakunya di dalam kehidupan sebelumnya. Ini berarti karma-karma dari jiwa itu menentukan ke wilayah spiritual mana jiwa itu pergi, bagaimana ia akan hidup di sana dan kapan ia lahir kembali.

Ketujuh. Jiwa pergi keluar tubuh bersama cahaya matahari, termasuk bila orang meninggal pada malam hari.

Kedelapan. Mengenai kepercayaan bahwa waktu yang baik bagi perjalanan jiwa adalah ketika matahari bergerak ke utara (utarayana), ini hanya berlaku bagi jiwa yang tidak/belum memiliki pengetahuan tentang Brahman. Bagi jiwa orang yang pada waktu hidupnya di dunia ini sudah memperoleh pengetahuan tentang Brahman, tidak menjadi masalah, apakah matahari bergerak keutara atau keselatan. Ia tetap akan mencapai Moksa.

Kesembilan. Jiwa orang yang memperoleh pengetahuan Brahman dan yang tidak memperoleh pengetahuan Brahman, menempuh jalan yang sama sampai pada titik tertentu; setelah itu mereka menempuh jalannya masing-masing; ada yang Moksa, ada yang ke sorga, ada yang segera lahir kembali ke dunia ini.

Kesepuluh. Di dalam Pustaka Suci Sruti tidak ada penjelasan tentang neraka. Alam rohani adalah alam kebahagiaan murni, tidak ada kenikmatan dan rasa sakit di sini. Nikmat dan rasa sakit adalah domain badan. Itulah sebabnya, ketika badan kita sakit kita diminta untuk memusatkan perhatian pada jiwa kita, dan mengabaikan badan kita. Seperti di dalam meditasi, kita selalu mengulang-ulang ucapan “so ham” yang artinya kita ini sejatinya adalah jiwa, bukan badan.

Kesebelas. Bagi orang yang sewaktu hidupnya di dunia ini yang sama sekali tidak / belum memperoleh kesadaran Brahman, dan banyak melakukan asubha karma (perbuatan tidak baik), segera lahir kembali untuk memetik buah dari karmanya, sekaligus diberi kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahannya.

Artikel Terkait Lainnya :

Penderitaan di sini, di dunia ini, bersifat rekonstruktif (membangun kembali), bukan retributif (balas dendam). Dari Buku Mengungkap Misteri Kematin oleh Ngakan Made Madrasuta. (RANBB)

G U E S T B O O K H E R E !!!