Tag Archives: Mantra Kesehatan

Doa Perdamaian dan Keharmonisan Dunia

Doa Perdamaian Dunia

Om sarve vai sukhinah santu
Sarve santu niramayaah
Sarve bhadraani pashyantu
Maa kashhid dukhamaapnuyat
Om Shanti, Shanti, Shanti

Semoga semua orang berbahagia
Semoga semua orang sehat, bebas dari penyakit
Semoga semua orang melihat hal-hal yang bermanfaat
Semoga tidak seorang pun menderita
Semoga damai, damai, damai

Doa Keharmonisan

Om saha baavavatu sahanau bhunaktu
Saha viryam karavaavahai
Tejasvinaavadhiistamastu maa vidvishaavahai
Om Shanti, Shanti, Shanti

Semoga Tuhan melindungi kita dengan pengetahuan
Semoga Dia memberikan makanan
Semoga kita bekerja bersama dengan penuh semangat
Semoga kita memperoleh kecemerlangan intelek melalui belajar
Semoga kita selalu dijauhkan dari saling salah pengertian
Semoga damai, damai, damai

Mantra Kesehatan
Guna melakukan tugas kewajiban secara wajar, manusia perlu memiliki badan dan pikiran yang sehat. Karenanya ia perlu mencari anugerah Sri Dhanvantari, dokternya para dokter, sebagai avatara Wisnu. Mantra ini diucapkan secara verbal kemudian secara mental, tiga kali.

Daksine hasta calana vibhutim
Vame bhakta lekha lasatkaram
Ayurarogya dhataram
Sri Dhanvantarim upasmahe

Artinya : Kami merenungkan Sad Guru yang pada tangan kiri-Nya menggenggam seberkas aksara yang terkumpul dari para bhakta yang mencari anugerah Tuhannya untuk menyembuhkan penyakit badan, pikiran, intelek dan egonya; pada saat yang sama menciptakan vibuthi (abu suci) hanya dengan melambaikan telapak tangan kanan-Nya yang kosong dan membagikan kepada yang membutuhkan dan yang menderita. Semoga Sri Dhanvantari memberikan kami kesehatan dan umur panjang.

Sumber bacaan buku Butir-Butir Indah Wacana Para Maharsi, Kesehatan & Meditasi Matahari Terbit (Tingkat Lanjut) oleh Gede Arsa Dana. (RANBB)

Manggala, Pinandita, Pemangku

Manggala, Pinandita, Pemangku

UDENG PEMANGKU

Pemangku Pura

TUGAS MANGGALA UPACARA
Sikap dan laksana manggala/pinandita atau pemangku agama Hindu pada waktu memimpin upacara.

A. PERSIAPAN
1. Memakai busana
a. Mawastra (memakai kain panjang)
Mantra : Om tas wastra mami, bhuda bhusana ya namah swaha.
b. Mekampuh (bentuk kain yang lebih kecil yang diikatkan pada pinggang diatas kain panjang)
Mantra : Om Kawacana mami Bhuda wisesa sudha nirmala ya namah swaha
c. Mapetet (memakai ikat pinggang dari kain yang menyerupai selendang)
Mantra : Om tas pragya mami bhuda sidhi ya namah swaha

Artikel Terkait Pinandita :

d. Makawaca (kain yang diikatkan di kepala sebagai penutup kepala/udeng)
Mantra : Om Hrung kawaca ya namah swaha.
2. Disiapkan sesaji dan air suci (pembersihan) ditempat memimpin upacara.
3. Disiapkan peralatan yang dihadapi oleh manggala upacara seperti :
a. Disebelah kiri sebuah tempat berisi kembang, air suci, bija dari beras, bajra/genta (kalaumempergunakan)
b. Disebelah kanan Disiapkan sebuah tempat berisi pasepan/padupaan dan sebuah tempat berisi air untuk mencuci tangan.
c. Di depan terdapat saji-sajian khusus untuk manggala upacara.

  1. Menaruh sesajen /banten di pelinggih.

Mantra : Om tamolah pancapacara guru paduka ya namah swaha
Om lingga purusa ya namah swaha

Continue reading →

MUNTAH ITU BAIK KURANGI PANAS DALAM

Panas dalam memang menjadi gejala demam yang paling awal. Panas dalam terjadi karena ketidakseimbangan enzim pencerna dalam tubuh. Dalam kajian Ayurveda, itu terjadi karena ketidakseimbangan unsur pitta (api), kapha (air), dan vata (udara) dalam tubuh.

Ketidakseimbangan tersebut terjadi karena berbagai sebab, di antaranya adalah makanan yang tidak seimbang. Biasanya, panas dalam terjadi jika kita terlalu banyak mengonsumsi lemak. Asam tripase memerlukan panas tubuh untuk memecah lemak menjadi gliserol. Ketika tubuh kelebihan lemak (khususnya di lambung dan usus halus), maka panas tubuh yang diperlukan akan semakin bertambah. Selanjutnya, terjadilah panas dalam. Continue reading →

Mantra Penangkeb Hyang Dewi Ratih

PENANGKEB KEPUTUSAN  HYANG RATIH. Buatlah sebuah gambar Dewi Ratih yang sedang duduk di dada Dewa Kama yang terlentang di selembar kain putih, dibagian arah mata angin dari gambar tersebut, buatlah juga gambar-gambar senjata sesuai pangider-ider, lalu taruhlah sebuah batu permata mirah (ruby) di tengah gambar, selanjutnya lipat gambar itu masukan kedalam kantong kecil yang terbuat dari kain merah. Selanjutnya lakukanlah prosesi menghidupkan kekuatan Ratih dalam sarana itu, dengan mantra dan banten pangurip serta pasupati. Berikutnya masukkan sarana tadi kedalam bantal yang biasa dipakai oleh suami tidur. Selanjutnya istri yang melakukan tindakan penangkeb, malam harinya setelah si suami tidur, melakukan doa kehadapan Dewi Ratih dengan harapan agar suami tidak lagi melakukan tindakan-tindakan asusila, berharaplah kehadapan Dewi Ratih agar suami senantiasa mengikuti ajaran-ajaran Dharma. Jika dalam doa tersebut si istri memohon penangkeb, mantranya sebagai berikut : ” Pakulun Bhatari Ratih pinaka Hyang Hyangning manusa Wadhu, manusan paduka bhatara aminta kasaktian ripaduka Bhatari, mangda lalanangku kaliput dening Ni Kali Maya iringan Bhatari, wus kaliput, gawean lalanangku tenweruh maucap, ngarenge, mamanah, malaksana. Ucapku den karenge, manahku den kalaksanang. Om Sidhi Ratih Kali Maya Nama Swaha”.